Sesungguhnya saya masih ngantuk. Kepala berat, mata perih. Mendarat jam 8 tadi malam di polonia Medan dan meneruskan 3 jam lagi ke Dolok Merangir- Siantar the home sweet home. Baru tidur pukul 2 pagi tapi musti sudah ngantor jam 7.00 :(, masih terasa duduk dalam pesawat ini. Selama 4 hari 3 malam kemarin mengikuti tour tahunan perusahaan yang kali ini adalah ke salah satu kota yang sedang berkembang pesat di propinsi Guang Duong China, yakni kota Shenzen. Kota tetangganya Hongkong yang sekarang jadi sentra bagi produksi barang-barang elektronik made in China.
Perjalanan yang diawali dengan terkantuk-kantuk juga, karena setengah dua pagi sudah harus bangun mandi, menunggu bus jemputan menuju bandara. Kami mulai perjalanan pada pukul 08.30 Kamis pagi menuju Changi Singapura. Transit sebentar untuk selanjutnya 4 jam kemudian mendarat di sebuah bandara Shenzen yang maha luas. Hujan sore itu menyambut kami dengan manis, meski tak semanis petugas imigrasi yang tiba-tiba menghampiri saya yang asik mengambil foto, mengecek isi kamera :(.
Kami langsung menuju restoran untuk makan malam, satu jam-an dari bandara. Turun dari bus semua kaget dengan hawa dingin yang menyerbu. Masa ampunn, ga ada yang sempat mengecek suhu terakhir Shenzen sebelum berangkat. Tidak ada yang berpakaian tebal. Tapi kami nikmati saja meski sambil mengigil. Malam pertama itu akhirnya kami habiskan untuk membalas tidur yang terganggu dengan lelap lebih awal. Kasur hotel yang tidak seempuk seharusnya terpaksa diabaikan. Tidooorr.
Inilah perjalanan kami berikutnya:
1. Ke museum batu
Tidak mengerti kenapa disebut museum batu, karena saya tidak melihat macam-macam batu yang dipamerkan. Memang awalnya ada kilasan cerita tentang batu mulia bangsa China “giok”. Bagaimana membedakan giok asli dan yang palsu. Kualitas nomor satu dengan nomor dua, tiga dan seterusnya. Penjelasan sempurna dalam Bahasa Indonesia dari seorang petugas yang kelihatan sangat profesional.
Yang menakjubkan adalah setelah itu semua seolah kalap memborong aneka perhiasan bermata giok yang berjejer di etalase yang kelihatan mewah. Tidak sempat memikirkan yuan yang keluar dari dompet. Ada juga batu yang diatraksikan dapat memancarkan cahaya saat gelap. Entah apa sebabnya, semua lalu dengan tidak ragu-ragu mengeluarkan 300 yuan (1 yuan=1460 rupiah= 438000 rupiah) untuk sebuah batu berwarna coklat sebesar telor ayam yang juga konon dapat menyerap radiasi.
Saya melongo saja. Karena memang tidak punya anggaran untuk beli itu macam-macam batu. Saya tidak dapat mengabadikan suasana di ruangan yang lebih tepat disebut sebagai toko itu karena dilarang memotret. Riuh sekali pokoknya. Semua ingin punya giok asli tampaknya. Tapi tahukah ternyata pada hari berikutnya kami meski sakit hati karena ternyata harga barang-barang di sana berbeda jauh, semua sakit hati menangis darah (cihuyy) . Nanti pada bagian berikutnya saya ceritakan.
Depan pintu museum batu, misteriuss..
Karena sedang tidak sholat maka akhirnya saya ikut rombongan bus yang menuju Holiday Plaza, mall terbesar di tengah kota Shenzen, sementara yang lain ke Masjid untuk sholat di hari Jum at itu. Kami putar-putar mall, berkeliling di depan outlet-outlet barang ternama tapi melengos pun tidak hihi.
Cuma berhenti di outlet mochi. Saya pengen coba mochi yang asli di bikin di negeri China oleh orang China haha. Kami beli mochi seharga 7-8 yuan sebiji. Kalau biasanya di Indonesia saya makan mochi yang panas tapi kali ini saya merasakan mochi yang rasanya dingin. Enak sekali. Bersama dokter Eli teman sekamar saya masing-masing membungkus sekotak mochi aneka rasa untuk oleh-oleh pulang nanti.
Outlet mochi di mall:
2. Ke the Splendid of China
Tempat ini adalah sebuah taman berisi miniatur berbagai rumah dari suku-suku dari 36 propinsi dan bangunan istimewa yang ada di republik China. Yah, kayak taman minilah tapi jujur jauh lebih bagus taman mini sebenarnya. Bangunan-bangunan di sini hanya dalam ukuran perbandingan 1:15 dengan yang asli.
Salah satu komplek istana kekaisaran China, dalam ukuran mini.
Banyak sekali wisatawan berjalan kaki menikmati taman yang tidak terlalu luas sebenarnya, tapi sangat nyaman karena tanaman dan pepohonan yang terawat sangat baik. Tersedia pula berbagai kendaraan yang bisa digunakan untuk berkeliling jika waktu kita terbatas. Kami membayar 80 yuan untuk berkeliling dengan kereta. Sepanjang perjalanan kami menerima lambaian tangan dari orang-orang berpakaian adat suku yang berdiri di depan rumah-rumah mereka.
Puas berkeliling dan berfoto kami lanjut pada bagian paling menarik dari tour ini yakni menyaksikan pertunjukan seni tari berbagai suku dalam sebuah teater tertutup yang sangat besar dan megah. Pertunjukan tari tradisional dan kontemporer oleh puluhan atau mungkin ratusan penari dengan kostum yang sangat menarik. Menggambarkan kebudayaan beragam suku.
Meski sejak awal berkali-kali diumumkan dilarang memotret tapi saya nekad saja, sayang sekali pertunjukkan indah kurang lebih dua jam ini tidak didokumentasikan. Banyak turis dari Korea ikut duduk berjejer bersama kami, selain yang blonde. Tapi lebih banyak lagi orang Indonesia, rombongan kantor seperti kami dan keluarga-keluarga. Ada beberapa lagi tempat menarik yang kami kunjungi tapi saya lanjutkan nanti, ada Luoho, Mangga Dua nya Shenzen, juga taman Window of The World tempat kita bisa melihat dunia cukup dari China saja.
Dolok Merangir, 12 Maret 2012
wow.... enaknya bisa jalan2 k china... pingin juga, tapi yg gratis :D
BalasHapusthanks dah berbagi pengalaman. salam blogger^^
hahaha..iya nih, gratisan dari kantor, ma kasih sudah mampir ya, salammm
BalasHapuswuih jadi ingin ke sana
BalasHapushalo mba, sekarang pasti lebih baguss..
Hapus