Katronya Saya Waktu Pertama Kali ke Jepang

Setelah sangat puas jadi “gelandangan” di bandara Changi akhirnya saya terbang juga ke Narita hari minggu tanggal 6 Maret itu. Santai saja di pesawat meski ini penerbangan paling lama yang pernah saya lakukan. Hanya sedikit menyesal lupa meminta makanan halal, jadilah hidangan yang disediakan dengan manis oleh Singapore girl itu saya sentuh sedikit saja, ragu, kecuali es krim magnumnya *_* . Sore pesawat berpenumpang 400an tujuan Los Angeles itu mendarat. Wow, saya di Jepang ya? melangkah ringan keluar pesawat, mengikut orang-orang, harap maklum pertama kali.



(From Changi to Narita)

Saya melewati serombongan anak-anak SMU (?) bermata sipit bergerombol, ceria bercanda, entah habis dari mana mereka. Selintas ingat film Korea ^_^ , dibelakang saya berjalan 3 orang pria wanita berbahasa Indonesia tapi tidak menyapa meski saya kira wajah saya relatif mirip mereka. Ah, kita sudah di luar negeri, selamat datang di dunia orang-orang penting, pengusaha mungkin atau ilmuwan, yang pasti bukan TKW. Saya berjalan terlalu lambat rupanya hingga di meja imigrasi saya sudah didului antrian yang berbaris mengular. Petugas berseragam menanyakan kartu kedatangan saya, saya sudah mengisinya diatas pesawat tadi, meminjam pena dari mbak pramugari. Setelah mendapat anggukan dari bapak yang keliatan sangat jeli itu, saya menyambung barisan.

Tapi wadduh.. ini bagasi bagimana, apa diambil dulu ya, saya melihat orang-orang membawa bagasi. Waduh, kenapa tadi ga liat-liat ya..:( 
Saya keluar antrian berjalan lagi ke arah kedatangan.., mempercepat langkah dengan melewati tangga saja. Wahh, ternyata jauh sekali ya..hiks..lupa. Mau bertanya, ragu juga, sampai ketemu penumpang terakhir si mbak pramugari, aduh..maaf saya mengambil bagasi dulu atau ke imigrasi dulu? Owh, ke imigrasi dulu katanya tersenyum manis, maaf, agak membingungkan ya?lanjutnya sopan. Hm, benar kita sudah di Jepang rupanya, terasa. Setengah berlari saya turuni lagi anak-anak tangga yang banyak itu.Kembali lagi pada bapak petugas yang memeriksa kartu kedatangan, lalu ke petugas yang menanyakan paspor, visa dan maksud kedatangan saya, memotret dengan mesinnya, memindai jari-jari saya. Selesai. Alhamdulillah.

Saya benar-benar sudah tertinggal, bagasi saya sudah diamankan petugas karena lama tak diambil.Saya harus melewati satu petugas lagi, ia menanyai tentang sampel yang saya bawa, ahh..harus ke meja karantina katanya. Berlarilah saya dengan troli bertemu dua orang petugas yang dengan serius tapi ramah menanyai. saya mengeluarkan sampel yang saya bawa, menunjukkan in voice. Agak lama mereka memutuskan bahwa yang saya bawa bukan apa-apa. Saya tenang-tenang saja. Membiarkan mereka bekerja. 

Akhirnya setelah mengambil sampel dari sampel saya, menandai plastik (entah apa artinya) saya diperkenankan keluar. Setengah berlari ingat Mr. Akiyama yang pasti sudah menunggu dari tadi. Benar saja di depan pintu ia sudah berdiri, bersorak lega waktu melihat saya. Aduhh, maaf lama ya?kata saya,lalu menyambung menanyakan kabarnya dengan bahsa Inggris dan Jepang gado-gado. Kami menuju airport limousine yang akan mengantar ke Met’s Hotel Kokobunji tempat saya menginap beberapa hari itu.

(Sampai di Kokubunji)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar