Namanya Lia. Sepintas mirip penyanyi cilik Tasya. Menawari aku dagangannya, sebungkus tissue pengelap muka. Aku terkesima dengan gaya bicaranya, santun tapi tak lupa merayu aku untuk membeli rupa-rupa di dalam kotak kecil yang menggantung di dadanya. Katanya dari tadi belum ada yang beli. Padahal dia sudah jualan dari pagi. Bayar 5000 untuk tissue berbungkus biru. Aku merogoh dompet dalam saku. Tak cukup untuk sebungkus tissue. Ku tawar ia tak mau. Ia akhirnya luluh setelah ku bilang cuma punya segitu. Heheheh...
Lia gadis manis penjual tissue bergaya waktu ku jepret dengan kameraku. Ia bilang tinggal dekat dari teater. Tadi kami sama melihat serombongan seniman membangun set untuk syuting entah apa. Dia dan kawannya berlarian mendekat tapi lalu bubar begitu melihat ada "mangsa" baru yang mungkin perlu tissue. Katanya ia jualan untuk bantu orang tua, tidak sekolah karena tidak punya biaya. "Bohong ah" kataku. "Bener mba, sumpah, buat apa aku bohong" dia terus berlalu. Mungkin sudah banyak yang menanyakan hal yang sama. Atau sebenarnya dia malas jika terpaksa harus berbohong lebih banyak. Azan magribh terdengar, Lia dan kawan-kawannya sudah tidak kelihatan.
Suatu sore di Taman Ismail Marzuki
Dolok Merangir, 2 Juni 2012
Tidak ada komentar :
Posting Komentar