Jalan-jalan ke Shenzen, Negeri China (2)

Pertama kali mendarat di bandara Shenzen yang bikin takjub adalah luasnya, luaaassss..... Jadi teringat bandara internasional Polonia, sama-sama bertaraf internasional tapi yang satunya sempit-pit, was-was tiap kali mendarat takut lewat dari runaway hihi.. Tapi kalau bandara Shenzen ini, alamak batasnya saja sampai tidak kelihatan. Pesawat-pesawat bebas mencari parkir. Bandara terlihat lapang dan kosong saja. Ingat lagi bandara Kuala Namu yang hingga sekarang sudah lumutan tapi belum jadi-jadi, sudah berpuluh tahun. Kekuasaan negara yang amat besar terhadap tanah/lahan mempermudah pembangunan berbagai infrastruktur.

Ini denah rencana pembangunan bandara Shenzen, dibangun untuk menampung penerbangan ke wilayah administratif khusus Hongkong, Makau juga Taiwan yang merupakan kota-kota tetangganya.


Konon 30 tahun yang lalu Shenzen hanya berpenduduk 200 jiwa dengan mata pencaharian sebagai nelayan dan petani garam. Mereka hidup miskin dan untuk mengubah nasib mereka berenang melewati sungai Sham Chun  yang membatasi dengan Hongkong yang saat itu sudah gemerlapan. Sekarang populasi Shenzen lebih dari 10Juta jiwa (2010) dengan mata pencaharian warganya yang beragam, terutama di bidang perdagangan dan keuangan. Sebagian besar penduduk Shenzen adalah migran dari berbagai kota dan propinsi disekitarnya, bahkan sekarang orang Hongkonglah yang menyeberang ke Shenzen untuk bekerja karena biaya hidup di Shenzen relatif lebih murah. Maka tidak heran kalau di sepanjang perjalanan kita temui flat/rumah susun yang mencakar langit. Hm, mungkin ini juga salah satu cara mensiasati masalah luas lahan yang jumlahnya akan tidak sebanding dengan pertambahan penduduk.


Kemajuan ekonomi yang dipicu oleh semangat keterbukaan yang dibawa Presiden Chiang Ching Kuo (1978-1988) Lee Teng Hui (1988-2000) atas China yang sebelumnya begitu tertutup di era setelah kemerdekaan yang di pimpin Mao Zedong (1949-1954). Shenzen hari ini adalah kota dengan GDP146 trilyun USD. Fokus pada industri hi-tech membawa warganya pada kemakmuran, lihat saja beragam mobil mewah yang parkir di depan-depan gedung tinggi. Seperti ini, parkir di depan hotel kami kemarin. Anak-anak muda pamer mobil mewah buatan luar negeri pada malam hari di jalan-jalan kota Shenzen. Jalan raya yang, panjang, mulus dan lancar memang tepat untuk atraksi ini :).


Dan disinilah produk-produk teknologi mereka sebagian dijual, Luoho Port. I-Pad asli tapi palsu dijual hanya 150-300 yuan (kisaran harga closing negoisasi kami heheh). Selain itu Luoho juga penuh dengan toko-toko yang mejual aneka produk kesukaan wanita seperti tas kulit imitasi, perhiasan, sepatu dan lain. Semua bagus-bagus dan harganya miring kalau anda pintar menawar :).

5 komentar :

  1. Waaaah mantap nih hahahah. Produk aspal itu lho. Yang biasa jadi rebutan. Walaupun harganya jika kurang pintar malah nelebihi harga yang aslinya. Hihihihi

    BalasHapus
  2. hahaha..iya mas/mbak, nawarnya harus tega setega-teganyaa..., ma kasih sudah mampirr

    BalasHapus
  3. amazing ! itu lho yg bikin takjub bandara nya, beda banget dgn kondisi bandara negara kita. dan yg lebih mengagumkan justru pasar gelap nya itu lho mbak. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. wadduuh, saya malah ga tau soal pasar gelap itu mas..ma kasih udah mampirr yaaa..^_^

      Hapus
  4. mbak, waktu itu masuk shenzhen, apply visa dari Indonesia atau visa on arrival ya dsana? Terima Kasih

    BalasHapus