Pada pagi 24 April itu saya sudah rapi dan menunggu dengan manis sebuah ketukan di pintu kamar. Penat dengan eksperimen dan diskusi maka Sabtu itu saya akan diajak jalan-jalan. Pada tugas kantor tahun lalu saya hanya sempat mengunjungi tempat rekreasi di seputar Tokyo.
Kali ini agak sedikit jauh, sekitar 2 jam jika bermobil, begitu penjelasan Mori san sore sehari sebelumnya. Tempat yang akan kami kunjungi adalah pegunungan Nikko. Merupakan wilayah perfektur Tochigi yang terletak di utara. Mori san janji menjemput pukul 11 an, karena Hitomi san katanya susah bangun pagi hehe…Tapi pukul 10 dia sudah muncul di depan pintu. Untung saya termasuk orang yang lebih suka menunggu daripada ditunggu. Maka berangkatlah kami.
Rest Area yang Indah |
Kami akan menempuh jarak sepanjang 200km dari Kodaira kota kecil di pinggir Tokyo, lokasi saya menginap. Berbagai macam pabrik yang jadi urat nadi industri Jepang terlihat di awal perjalanan. Selanjutnya kami berada di tol licin hingga sampai di area peristirahatan untuk makan siang. Rasanya jauh juga perjalanan tadi, setengah jam- an lagi baru sampai lokasi kata Hitomi san. Rest area yang sangat asri dengan bunga mekar aneka warna. Suasana sejuk dari gunung dengan hutan yang ada di depan membuat kami tambah lahap. Setelah makan bento nasi ikan, saya mencoba yakitori panas ( seperti bakso tusuk, didalamnya ada potongan gurita) yang di jual tenda-tenda kecil seputar meja kami. Oishii…saya habiskan 1 tusuk yang berisi 3 bulatan sebesar ping-pong. Perut sudah kenyang perjalanan dilanjutkan.Oh ya, di rest area tersedia berbagai macam oleh-oleh khas untuk di bawa pulang. Saya sempat melirik sebentar tapi kata Hitomi-san nanti saja di Nikko. Ok dehhh…
Mobil berbelok dan menanjak, Mori san senang sekali dengan jalan seperti ini rupanya. Dia memang hobi menyetir heheh…Penganten baru ini sering bepergian dengan mobil ke tempat-tempat menarik di Jepang. Sebuah jembatan berwarna merah yang melintasi sungai jernih dibawahnya menyambut kami. Sudah sampaiii… Kiri kanan bukit dengan hutan pinus tapi tidak berapa lama bertemu dengan rumah, penginapan dan restoran pertanda tempat ini adalah lokasi wisata. Kabut dan gerimis membuat suasana jadi begitu nyaman dan menenangkan. Welcome to Nikko, The World Heritage !
Nikko adalah kawasan pegunungan yang pada lereng-lerengnya berdiri areal peribadatan yang jadi salah satu situs warisan dunia yang diakui UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization) untuk kriteria Shrine and Temple. Tempat ini mempunyai peran yang sangat penting dalam sejarah bangsa Jepang. Kali ini kami mengunjungi Toshogu, komplek kuil shinto dan budha yang dibangun oleh ke-shogun-an Tokugawa pada 1671. Kami membayar masing-masing 1000 yen (RP.115000) untuk 3 tiket dengan bangunan berbeda.
Bangunan kuil dengan arsitektur khas periode Edo terlihat begitu cantik diantara asrinya hutan disekelilingnya. Semua terbuat dari kayu dan batu sebagai cerminan kebersamaan manusia dengan alam yang merupakan inti ajaran shinto. Relief di tiap bangunan diukir sempurna menggambarkan ajaran keluhuran budi yang di bawa oleh Sang Budha. Memang di tempat ini ada pembauran shinto dan budha yang merupakan ajaran utama yang berkembang di Jepang pada masa itu.
God Thunder di pintu masuk |
Ramai sekali sore itu |
Gerimis |
Biksu muda |
Pulang dari kuil |
Berjalan diantara kabut dan gerimis |
Yuba, makanan suci para biksu. |
Meski letih karena harus naik turun tangga batu menuju tiap bangunan, saya tidak henti memotret semua yang tampak, sama seperti turis lain yang datang dari berbagai negara. Kami beruntung sempat menyaksikan prosesi menukar sesaji pada salah satu kuil. Prosesi yang sangat khidmat saat seorang biksu muda datang membawa sebuah baki berisi beberapa bahan lalu di sambut biksu lain yang meletakkan di depan altar. Lalu terdengar doa dalam bahasa yang saya tidak mengerti. Semua hening dalam ruang yang agak temaram tersebut. Setelah selesai beberapa orang lalu berdoa sendiri sambil melemparkan koin pada tempat yang disediakan.
Makam suci keshogunan Tokugawa |
Pada bagian belakang terdapat makam suci seorang shogun Tokugawa. Pada masa perang dunia II Toshogu banyak mengalami kerusakan, lalu terus di renovasi. Saat ini juga sedang dilakukan perbaikan pada beberapa bangunan hingga untuk sementara tidak dapat dimasuki turis.
Ada banyak tempat bersejarah dan indah di areal ini, seperti kuil Rinnoji, Istana kaisar periode Edo, Taman, air terjun, dan banyak lagi. Sayang kami hanya berkunjung sehari. Tapi sudah lumayan puas. Mudah-mudahan tahun depan ke Jepang lagi heheh..
Dolok Merangir 19 Mei 2012
Tidak ada komentar :
Posting Komentar