Kelakuan-kelakuan “Oknum” Sopir di Kantor Saya

Saban ke lapangan atau berdinas ke luar perusahaan, departemen transportasi akan menyediakan kendaraan yang akan kami gunakan beserta driver nya. Saya setidaknya dalam seminggu 2-3 kali  mengambil sampel tanaman karet di berbagai area kebun kami. Maka sebanyak itu pula saya akan bersama para sopir. Pukul setengah delapan pagi mereka standby di depan kantor dengan mobil-mobilnya. 

Kadang  Jeep Rocky, pick up L300, kalau saya berangkat bersama tamu bisa pick up Ford terbaru, Strada, atau Land Cruiser. Seperti mobilnya yang beragam, para driver ini juga beragam, terutama tingkah polahnya.
Pagi tadi saya ditunggui sebuah pick up. Sambil memasukkan kaki yang bersepatu boot dan duduk, saya melirik sekilas ke pengemudi, baru. Saya belum kenal. Saya sedang tidak mood buat ramah maka setelah memberitahu lokasi yang ingin saya tuju, saya diam saja. Kami keluar area kantor tapi tidak berapa lama driver baru itu
minta izin berhenti. Mau beli rokok mungkin. Tapi saya lihat ternyata dia berjalan ke warung gorengan. Oh belum sarapan dia, aneh. Kembali dengan sekantong gorengan dia menutup pintu mobil.  Sambil mencomot bakwan dia persilakan saya ikut mencicipi, saya tolak halus (masih stress dengan berat yang naik 5 kilo).  ” Gak ada yang bikinkan sarapan buk dirumah” katanya membuka pembicaraan. “Lho istrinya lagi pergi?’ kata saya. Dia senyum ” meninggal satu setengah tahun lalu”.  Saya membuat huruf O lagi bersimpati.  Cerita bergulir standar, saya tanya kenapa dia tidak menikah lagi. Katanya belum mau. Belum ketemu perempuan baik? tanya saya lagi. Dia menidakkan sambil bilang bahwa menurutnya semua perempuan baik. Dia hanya ingin menjaga kesetiaan pada almarhum istrinya paling tidak hingga 3 tahun kematiannya, begitu. Adat Jawa. Konon suami istri yang terpisah karena salah satu meninggal sebenarnya belum berpisah. 

Setelah 3 tahun si suami akan melepas merpati di atas kubur istrinya sebagai ritual pertanda ia kembali “single”. Saya mengangguk-angguk.  “Kalau saya nikah lagi sekarang ini kok kayaknya almarhum istri saya tidak berarti” begitu lanjutnya. Wah, baik juga ini bapak pikir saya. Teringat pada suami almarhum kakak saya yang tidak lama setelah kematiannya segera mencari pengganti, padahal sebelumnya berikrar akan membesarkan anak-anak mereka sendiri.

Saya agak terkagum-kagum dengan kesetiaan langka pak sopir ini. Tapi dia lalu cerita bahwa baginya tidak terlalu sulit untuk tahan tidak menikah karena untuk “urusan yang satu itu” dia punya solusi. “Jajan?” celetuk saya. Saya pikir dia akan menjawab tidak. Tapi ternyata iya. Dia lalu bercerita pernah jadi selingkuhan istri kedua  seorang polisi (ribet kan??). Perempuan cantik anak kuliahan berusia 27thn (dia sudah 45an ). Konon karena ia memiliki “sesuatu” (menyangkut onderdil, mbohh…) yang tidak dimiliki oleh banyak pria maka itu perempuan tergila-gila akhirnya minta dinikahi. Tapi ia tidak tidak mau, memilih putus hubungan dan mengganti nomor ha-pe, kenapa? karena ya itu, janji setia menunggu hingga 3 tahun tadi. Kalau cuma selingkuh saja tidak masalah. Halah.

Saya yang masih hijau dalam urusan per-onderdil-an ini cuma cengangas-cengenges jengah. Untung sudah sampai di lokasi, obrolan terhenti. Pulangnya saya memilih diam. Bukan kali pertama bertemu sopir yang mengobral cerita rumah tangga seperti ini. Kenyang kadang mendengar mereka telpon-telponan dengan perempuan-perempuan yang bukan istrinya. Kadang ada yang malu-malu(takut saya laporin istrinya kali), padahal yang ditelpon suara perempuan tapi dipanggil Anto heheh…

Saya tidak menasehati panjang lebar. Buat apa membangunkan orang yang tidak tidur. Dari alasan cinta lama bersemi kembali sampai mengurai kesalahan istri,  yang boros, tidak patuh suami, atau sekedar bosan makan sayur kangkung terus sekali-kali nyobain sayur gori. Tobat deh. Heran juga kadang kenapa mereka gak sungkan cerita pada saya. Padahal saya kan masih bujangan. Perempuan baik-baik pula (hehe). Ya Allah, pertemukanlah aku dengan laki-laki baik-baik pula. Aamiin. Eh, tapi ada juga kok mereka yang baik lain kali ceritanya.

Dolok Merangir, 9 November 2011

1 komentar :

  1. Wah... seru juga ceritanya.

    Tapi sekarang kan sudah ketemu dengan laki-laki dambaan hati kan.

    Salam

    BalasHapus